Pengen Cepat Kebeli Rumah? Coba Pake Rumus 40:30:20:10
Rumah memang bukan barang yang bisa dibeli dengan duit
sejuta dua juta rupiah. Sejelek-jeleknya rumah, harganya minimal Rp100 jutaan,
ya ga? Tapi, ga usah juga urung niat beli rumah. Kebutuhan primer yang satu ini
harus terus kamu perjuangkan. Jangan pernah menyerah, apa lagi berhenti menyisihkan
dana buat beli rumah.
Agar kita bisa menyisihkan dana ya pastinya gaji atau
penghasilan mesti kita atur-atur pengeluarannya. Jangan sakit perut dulu ah,
pake rumus dong supaya bisa diatur. Ga masalah kok berapa besar gajimu, kalau
diatur dengan baik pastinya ada saja dana yang bisa kamu sisihkan. Pernah tahu
rumus 40:30:20:10 dalam mengelola gaji?
Sebenarnya sih ga ada pedoman yang baku perihal mengatur
keuangan. Setiap orang punya cara dan selah sendiri. Tapi, kalau pake rumus,
setidaknya kita punya pegangan. Soalnya berapa pun gaji yang kita terima, pasti
deh kita merasa ga pernah cukup. Jadi, kita perlu mengaturnya dengan baik semisal
dengan pola atau rumus.
Nah, pola atau rumus 40:30:20:10 maksudnya kita membagi
gaji: 40% untuk biaya hidup dan pengeluaran rutin, 30% bayar cicilan, tabungan
dan dana darurat, 20% untuk dana sosial semisal sedekah, hiburan, rekreasi,
kawinan teman, 10% untuk investasi.
Nah, nah lagi nih, supaya kamu bisa menerapkan rumus
tersebut dalam mengelola keuanganmu, jangan sampai deh kamu bertingkah ‘lebih
besar pasak daripada tiang’. Apalagi sampai ngutangagar ga mati gaya atau pake
kartu kredit untuk membeli ‘keinginan’ bukan ‘kebutuhan’.
Mengikuti tren, emang bisa bikin kita kelihatan gaya sih.
Tapi, kalau kamu mau mencapai tujuan keuanganmu semisal punya rumah, maka kamu harus
fokus ke tujuan itu dulu.
Selalulah prioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Itu
nasihat sakti untuk mengelola keuangan. Itu pula sebabnya di rumus tersebut
pengeluaran rutin untuk bertahan hidup persentasenya paling besar (40%)
dibandingkan dengan pos pengeluaran yang lain.
Yang terkategori kebutuhan, contohnya makan. Setiap orang
yang hidup pastinya butuh makan, bukan? Tapi, apa yang dimakan alias jenis
makanannya harus kita sesuaikan dengan kocek kita. Coba pikirkan deh, kalau ga
makan masakan restoran kita ga bakal mati, bukan? Jadi, pintar-pintar kitalah
memenuhi kebutuhan, bukan keinginan.
Upaya lain yang bisa mendukung kita bisa menerapkan rumus
pengeluaran tersebut adalah asuransi (proteksi). Bentuknya bisa berupa asuransi
kesehatan, asuransi ketenagakerjaan. Kalau sudah punya keluarga bisa asuransi
jiwa, asuransi pendidikan, dan lain-lainnya.
Kalau rumus itu tak bisa kamu terapkan karena 100% gaji atau
penghasilanmu hanya bisa untuk membiayai kebutuhan hidup rutin, maka inilah
waktunya kamu mencari penghasilan tambahan (side job). Coba cermati lagi berapa
waktumu yang masih bisa digunakan untuk kerja sambilan. Manfaatkan sisa waktu
itu untuk benar-benar ‘menghasilkan’.
Andai tak ada waktu tersisa untuk pekerjaan sambilan,
mungkin ini waktunya kamu mencari pekerjaan lain yang bergaji lebih besar.
Mumpung masih muda, masih produktif, kenapa tidak?
Sumber : rumah123.com
Komentar
Posting Komentar